Ngentot Chinese

  • Home
  • Sub Menu
    • Lorem Ipsum
    • Ipsum Lorem
    • Muspi Merol
    • Merol Muspi
  • Menu
  • Sub Sub Menu
    • Lorem Ipsum
    • Ipsum Lorem
      • Lorem Ipsum
      • Ipsum Lorem
      • Muspi Merol
      • Merol Muspi
    • Muspi Merol
    • Merol Muspi
  • 404

Biar Gak Jones

Gasme
Home » Ibu Muda » Petualangan Sex di Surabaya

Petualangan Sex di Surabaya


Advertisement:




Namaku Tika, seorang chinese yang menjadi eksekutif muda di sebuah perusahaan di Jakarta. Perjalanan Bisnis ke Surabaya sebenarnya sungguh menyenangkan, karena akan ketemu dengan sobat lama yang sudah lama kutinggalkan, sayangnya suamiku Hendra tidak bisa menemaniku karena kesibukannya. Dengan ditemani Andi, salah seorang kepercayaanku, kami terbang dengan flight sore supaya bisa istirahat dan besok bisa meeting dalam keadaan fresh dan tidak loyo karena harus bangun pagi pagi buta, mengingat meeting besok aku perkirakan akan berlangsung cukup alot karena menyangkut negosiasi dan kontrak, disamping itu meeting dengan Pak Reza, calon clien, jadwalnya jam 10:00 pagi. Pukul 19:00 kami check in di Sheraton Hotel, setelah menyelesaikan administrasinya kami langsung masuk ke kamar masing masing untuk istirahat. Kurendam tubuhku di bathtub dengan air hangat untuk melepas rasa penat setelah seharian meeting di kantor menyiapkan bahan meeting untuk besok.
Cukup lama aku di kamar mandi hingga kudengar HP ku berbunyi, tapi tak kuperhatikan, paling juga suamiku yang lagi kesepian di rumah, pikirku. Setelah puas merendam diri, kukeringkan tubuhku dengan handuk menuju ke kamar. Kukenakan pakaian santai, celana jeans straight dan kaos ketat full press body tanpa lengan hingga lekuk tubuhku tercetak jelas, kupandangi penampilanku di kaca, dadaku kelihatan padat dan menantang, cukup attraktif, di usiaku yang 32 tahun pasti orang akan mengira aku masih berumur sekitar 27 tahun.
Kutelepon ke rumah dan HP suamiku, tapi keduanya tidak ada yang jawab, lalu kuhubungi kamar Andi yang nginap tepat di sebelah, idem ditto. Aku teringat miss call di HP-ku, ternyata si Wawan, gigolo langgananku di Jakarta, kuhubungi dia. “hallo sayang, tadi telepon ya” sapaku “mbak Tika, ketemu yok, aku udah kangen nih, kita pesta yok, ntar aku yang nyiapin pesertanya, pasti oke deh mbak” suara dari ujung merajuk “pesta apaan?” “pesta asik deh, dijamin puas, Mbak Cuma sediakan tempatnya saja, lainnya serahkan ke Wawan, pasti beres, aku jamin mbak” bujuknya “emang berapa orang” tanyaku penasaran “rencanaku sih aku dengan dua temanku, lainnya terserah mbak, jaminan kepuasannya Wawan deh mbak” “asik juga sih, sayang aku lagi di Surabaya nih, bagaimana kalo sekembalinya aku nanti” “wah sayang juga sih mbak, aku lagi kangen sekarang nih” “simpan saja dulu ya sayang, ntar pasti aku kabari sekembaliku nanti” “baiklah mbak, jangan lupa ya” “aku nggak akan lupa kok sayang, eh kamu punya teman di Surabaya nggak?” tanyaku ketika tiba tiba kurasakan gairahku naik mendengar rencana pestanya Wawan. “Nah kan bikin pesta di Surabaya” ada nada kecewa di suaranya “gimana punya nggak, aku perlu malam ini saja” “ada sih, biar dia hubungi Mbak nanti, nginapnya dimana sih?” “kamu tahu kan seleraku, jangan asal ngasih ntar aku kecewa” “garansi deh mbak”
Kumatikan HP setelah memberitahukan hotel dan kamarku, lalu aku ke lobby sendirian, masih sore, pikirku setelah melihat jam tanganku masih pukul 21:00 tapi cukup telat untuk makan malam. Cukup banyak tamu yang makan malam, kuambil meja agak pojok menghadap ke pintu sehingga aku bisa mengamati tamu yang masuk. Ketika menunggu pesanan makanan aku melihat Pak Reza sedang makan bersama seorang temannya, maka kuhampiri dan kusapa dia. “malam Bapak, apa kabar?” sapaku sambil menyalami dia
“eh Mbak Tika, kapan datang, kenalin ini Pak Danu buyer kita yang akan meng-export barang kita ke Cina” sambut Pak Reza, aku menyalami Pak Danu dengan hangat. “silahkan duduk, gabung saja dengan kami, biar lebih rame, siapa tahu kita tak perlu lagi meeting besok” kelakar Pak Danu dengan ramah. “terima kasih Pak, wah kebetulan kita bertemu di sini, kan aku nginap di hotel ini” jawabku lalu duduk bergabung dengan mereka. Kami pun bercakap ringan sambil makan malam, hingga aku tahu kalau Pak Danu dan Pak Reza ternyata sobat lama yang selalu berbagi dalam suka dan duka, meskipun kelihatannya Pak Reza lebih tua, menurut taksiranku sekitar 45 tahun, sementara Pak Danu, seorang chinesse, mungkin usianya tidak lebih dari 40 tahun, maximum 37 tahun perkiraanku. Setelah selesai makan malam, aku pesan red wine kesukaanku, sementara mereka memesan minuman lain yang aku tidak terlalu perhatikan. “Bagaimana dengan besok, everything is oke?” Tanya Pak Reza “Untuk Bapak aku siapkan yang spesial, kalau tahu bapak ada disini pasti kubawa proposalku tadi” kelakarku sambil tersenyum melirik Pak Danu, si cina ganteng itu. Tak terasa jarum jam sudah menunjukkan pukul 22:30, cukup lama juga kita ngobrol dan entah sudah berapa gelas red wine yang sudah meluncur membasahi tenggorokanku hingga kepalaku agak berat, tak pernah aku minum wine sebanyak ini, pengaruh alcohol sepertinya sudah menyerangku. Tamu sudah tidak banyak lagi disekitar kami. Kupanggil waitres untuk menyelesaikan pembayaran yang di charge ke kamarku.
Kamipun beranjak hendak pulang ketika tiba tiba kepalaku terasa berat dan badanku terhuyung ke Pak Danu, Pak Reza sudah duluan pergi ketika Pak Danu memeluk dan membimbingku ke lift menuju kamar, aku sendiri sudah diantara sadar dan tidak, ketika Pak Danu mengambil tas tanganku dan mengambil kunci kamar lalu membukanya.
Dengan hati hati Pak Danu merebahkan tubuhku di ranjang, dilepasnya sepatu hak tinggiku dan perlahan membetulkan posisi tubuhku, aku sudah tak ingat selanjutnya. Kesadaranku tiba tiba timbul ketika kurasakan dadaku sesak dan ada kegelian bercampur nikmat di antara putingku, kubuka mataku dengan berat dan ternyata Pak Danu sedang menindih tubuhku sambil mengulumi kedua putingku secara bergantian, tubuhku sudah telanjang, entah kapan dia melepasnya begitu juga Pak Danu yang hanya memakai celana dalam. Bukannya berontak setelah kesadaranku timbul tapi malah mendesah kenikmatan, kuremas rambut kepala Pak Danu yang masih bermain di kedua buah dadaku.
Tangannya mulai mempermainkan selangkanganku, entah kapan dia mulai menjamah tubuhku tapi kurasakan vaginaku sudah basah, aku Cuma mendesah desah dalam kenikmatan. “sshh.. eehh.. eegghh” desahku membuat Pak Danu makin bergairah, dia kemudian mencium bibirku dan kubalas dengan penuh gairah. Kuraba selangkangannya dan kudapati tonjolan mengeras di balik celananya, cukup besar pikirku. Sambil berciuman, kubuka celana dalamnya.
Dia menghentikan ciumannya untuk melepas hingga telanjang, ternyata penisnya yang tegang tidak sedasyat yang aku bayangkan, meski diameternya besar tapi tidak terlalu panjang, paling sepanjang genggamanku, dan lagi belum disunat, ada rasa sedikit kecewa di hatiku, tapi tak kutunjukkan. Dia kembali menindih tubuhku, diciuminya leherku sambil mempermainkan lidahnya sepanjang leher dan pundakku, lalu turun dan berputar putar di buah dadaku, putingku tak lepas dari jilatannya yang ganas, jilatannya lalu beralih ke perut terus ke paha dan mempermainkan lututku, ternyata jilatan di lutut yang tak pernah kualami menimbulkan kenikmatan tersendiri. Daerah selangkangan adalah terminal terakhir dari lidahnya, dia mempermainkan klitoris dan bibir vaginaku sambil jari tangannya mulai mengocok vaginaku.
“sshh.. eegghh.. eehhmm.. ya Pak..truss Pak” desahku merasakan kenikmatan dari jilatan dan kocokan jari Pak Danu.
Pak Danu kembali ke atasku, kakinya dikangkangkan di dadaku sambil menyodorkan penisnya, biasanya aku tak mau mengulum penis pada kesempatan pertama, tapi kali ini entah karena masih terrpengaruh alcohol atau karena aku terlalu terangsang, maka kuterima saja penisnya di mulutku. Kupermainkan ujung kepalanya dengan lidah lalu turun ke batang penis, kemudian tak lupa kantung bolanya dan terakhir kumasukkan penis itu ke dalam mulutku, cukup kesulitan juga aku mengulum penisnya karena batang itu memang besar.
Dia mengocok mulutku dengan penisnya selama beberapa saat, cukup kewalahan juga aku menghadapi kocokannya untung, tidak berlangsung lama. Pak Danu kembali berada diantara kakiku, disapukannya penisnya ke bibir vaginaku lalu mendorong tanpa kesulitan berarti hingga melesaklah penis itu ke vaginaku semua, aku merasa masih banyak ruang kosong di bagian dalam vaginaku meski di bagian luarnya terasa penuh oleh besarnya batang penis Pak Danu. “ehh.. sshh.. eeghghgh” aku mulai mendesah ketika Pak Danu mulai mengocokkan penisnya, dengan cepat dia mengocokku seperti piston pada mesin mobil yang tancap gas, ada perbedaan rasa atas kocokan pada penis yang tidak disunat itu, gesekan pada dinding vaginaku kurang greger, tapi tak mengurangi kenikmatan malahan menambah pengalaman, tanpa ampun pantatnya turun naik di atas tubuhku sambil menciumi leher jenjangku, kurasakan kenikmatan dari kocokannya dan kegelian di leherku.
Pak Danu menaikkan tubuhnya dan bertumpu pada lutut dia mengocokku, dengan posisi seperti ini aku bisa melihat expresi wajahnya yang kemerahan dibakar nafsu, tampak sekali rona merah diwajahnya karena kulitnya yang putih tipikal orang cina, wajah gantengnya bersemu kemerahan. Kutarik wajahnya dan kucium bibirnya karena gemas, kocokannya makin cepat dan keras, keringat sudah membasahi tubuhnya meski belum terlalu lama kami bercinta. Kugoyangkan pantatku mengimbangi gerakannya, ternyata itu membuat dia melambung ke atas dan menyemprotlah spermanya di vaginaku, kepala penisnya kurasakan membesar dan menekan dinding vaginaku, denyutnya sampai terasa di bibir vaginaku, lalu dia terkulai lemas setelah menyemprotkan spermanya hingga habis.
Agak kecewa juga aku dibuatnya karena aku bahkan belum sempat merasakan sensasi yang lebih tinggi, terlalu cepat bagiku, tak lebih dari sepuluh menit. “sorry aku duluan” bisiknya di telingaku sambil tubuhnya ditengkurapkan di atas tubuhku. “nggak apa kok, ntar lagi” kataku menghibur diri sendiri, kudorong tubuhnya dan dia rebah disampingku, dipeluknya tubuhku, dengan tetap telanjang kami berpelukan, napasnya masih menderu deru. Aku berdiri mengambil Marlboro putih dari tas tanganku, kunyalakan dan kuhisap dalam dalam dan kuhembuskan dengan keras untuk menutup kekesalan diriku. “I need another kontol” pikirku kalut Kulihat di HP ada SMS dari Wawan dengan pesan “namanya Wawan, akan menghubungi mbak, dari Wawan” Jarum jam sudah menunjukkan 23:20, berarti cukup lama aku tadi tidak sadarkan diri sampai akhirnya “dibangunkan” Pak Danu, kulihat Pak Danu sudah terlelap kecapekan, kupandangi dia, dengan postur tubuh yang cukup atletis dan wajah yang ganteng sungguh sayang dia tidak bisa bertahan lama, pikirku.
Kunyalakan Marlboro kedua untuk menurunkan birahiku yang masih tinggi setelah setelah mendapat rangsangan yang tak tuntas, lalu kucuci vaginaku dari sperma Danu, kalau tidak ingat menjaga wibawa seorang boss, sudah kuminta si Andi menemaniku malam ini, tapi ketepis angan itu karena akan merusak hubungan kerjaku dengannya. Kulayangkan pandanganku keluar, gemerlap lampu Kota Surabaya masih kukenali meski sudah bertahun tahun kutinggalkan. Kalau tidak ada Pak Danu mungkin sudah kuhubungi Wawan untuk segera mengirim Wawan kemari, tapi aku jadi nggak enak sama dia. Ketika akan kunyalakan batang rokok ketiga, kudengar bel pintu berbunyi, agak kaget juga ada tamu malam malam begini, kuintip dari lubang intip di pintu, berdiri sosok laki laki tegap dengan wajah ganteng seganteng Antonio Banderas, maka kukenakan piyama dan kubuka pintu tanpa melepaskan rantai pengamannya. “mbak Tika? saya Wawan temannya Wawan” sapanya Agak bingung juga aku, disatu sisi aku membutuhkannya apalagi dengan penampilan dia yang begitu sexy sementara di sisi lain masih ada Pak Danu di ranjang. “Sebentar ya” kataku menutup pintu kembali, terus terang aku nggak tahu bagaimana menentukan sikap, sebenarnya aku nggak keberatan melayani mereka berdua malah itu yang aku harapkan tapi bagaimana dengan Pak Danu, rekanan bisnis yang baru beberapa jam yang lalu aku kenal, tentu aku harus menjaga citraku sebagai seorang bisnis women professional, aku bingung memikirkannya.
“kudengar ada bel pintu, ada tamu kali” kata Pak Danu dari ranjang “eh..anu..enggak kok Pak” jawabku kaget agak terbata “jangan panggil Pak kalau suasana begini, apalagi dengan apa yang baru saja terjadi, panggil Danu atau Koh Danu saja, toh hanya beberapa tahun lebih tua” “iya teman lama, nggak penting sih, tapi kalau bapak keberatan aku suruh dia pulang biar besok dia kesini lagi” kataku “ah nggak pa pa kok, santai saja” jawabnya ringan. Aku kembali membuka pintu tapi aku yang keluar menemui dia di depan pintu, kini kulihat jelas postur tubuhnya yang tinggi dan atletis, usia paling banter 26 tahun, makin membuat aku kepanasan. “di dalam ada rekanku, bilang aja kamu teman lama dan apapun yang terjadi nanti suka atau nggak suka kamu harus terima bahkan kalau aku memintamu untuk pulang tanpa melakukan apa apa kamu harus nurut, besok aku telepon lagi, aku mohon pengertianmu” kataku pada Wawan tegas.
 “Nggak apa mbak, aku ikuti saja permainan Mbak Tika, aku percaya sama Wawan dan aku orangnya easy going kok mbak, pandai membawa diri” katanya lalu kupersilahkan masuk. Kulihat Danu masih berbaring di ranjang dengan bertutupkan selimut. Aku jadi canggung diantara dua laki laki yang baru kukenal ini sampai lupa mengenalkan mereka berdua, basa basi kutawari Wawan minuman, tiba tiba Danu bangkit dari ranjang dan dengan tetap telanjang dia ke kamar mandi. 
Aku kaget lalu melihat ke Wawan yang hanya dibalas dengan senyuman nakal. “wah ngganggu nih” celetuk Wawan “ah enggak udah selesai kok”jawabku singkat “baru akan mulai lagi, kamu boleh tinggal atau ikutan atau pergi terserah kamu, tapi itu tergantung sama Tika” teriak Danu dari kamar mandi, entah basa basi atau bercanda atau serius aku nggak tau. “Wawan udah cerita sama aku mengenai mbak” bisik Wawan pelan supaya tidak terdengar Danu.
Danu keluar dari kamar mandi dengan tetap telanjang, dia mendekatiku menarikku dalam pelukannya lalu mencium bibirku, tanpa mempedulikan keberadaan Wawan dia melorotkan piyamaku hingga aku telanjang di depan mereka berdua. Kami kembali berpelukan dan berciuman, tangan Danu mulai menjamah buah dadaku, meraba raba dan meremasnya. Ciumannya turun ke leherku hingga aku mendongak kegelian, kemudian Danu mengulum putingku secara bergantian, kuremas remas rambutnya yang terbenam di kedua buah dadaku.
Kulihat Wawan masih tetap duduk di kursi, entah kapan dia melepas baju tapi kini dia hanya mengenakan celana dalam mini merahnya, benjolan dibaliknya sungguh besar seakan celana dalamnya tak mampu menampung kebesarannya. Badannya begitu atletis tanpa lemak di perut menambah ke-sexy-annya. Melihat potongan tubuhnya berahiku menjadi cepat naik disamping rangsangan dan serbuan dari Danu di seluruh tubuhku, kupejamkan mataku sambil menikmati cumbuan Danu. Ketika jilatan Danu mencapai selangkanganku, kuraskan pelukan dan rabaan di kedua buah dadaku dari belakang, kubuka mataku ternyata Danu sedang sibuk di selangkanganku dan Wawan berada di belakangku. Sambil meraba raba Wawan menciumi tengkuk dan menjilati telingaku membuat aku menggelinjang kegelian mendapat rangsangan atas bawah depan belakang secara bersamaan, terutama yang dari Wawan lebih menarik konsentrasiku. Mereka merebahkan tubuhku di ranjang, Danu tetap berkutat di vaginaku sementara Wawan beralih mengulum putingku dari kiri ke kanan.
Kugapai penis Wawan yang menegang, agak kaget juga mendapati kenyataan bahwa penisnya lebih panjang, hampir dua kali punya Danu meski batangnya tidak sebesar dia, tapi bentuknya yang lurus ke depan dan kepalanya yang besar membuat aku semakin ingin cepat menikmatinya, kukocok kocok untuk mendapatkan ketegangan maximum dari penisnya. Danu membalikkan tubuhku dan memintaku pada posisi doggie, Wawan secara otomatis menempatkan dirinya di depanku hingga posisi penisnya tepat menghadap ke mukaku persisnya ke mulutku. Untuk kedua kalinya Danu melesakkan penisnya ke vaginaku dan langsung menyodok dengan keras hingga penis Wawan menyentuh pipiku. 

Bersambung

Petualangan Sex di Surabaya , Pada: 11.25

Advertisement:


Share to:

Facebook Google+ Twitter

Related with Petualangan Sex di Surabaya :

Tags: #Ibu Muda Diposting oleh Hasan on Jumat, 22 Juli 2016

1 komentar :

  1. Unknown22 Juli 2016 pukul 21.27

    buat cw2 yg mau ps atau ml hub
    087871750097
    082111151223
    085693945579
    7EA4D1A6

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
Tambahkan komentar
Muat yang lain...

« Next Prev »

iklan

playboy
  • Beranda

About

Mengenai Saya

Foto saya
Hasan
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

  • ▼  2016 (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ▼  Juli (3)
      • Ngentot Tante Chinese Doyan Sex
      • Petualangan Sex di Surabaya
      • Skandal Dokter Haus Digenjot

ads21

a21a

a21b

Label

  • Ibu Muda
Copyright © 2015 Ngentot Chinese All Rights Reserved | Sonic SEO Template